Kami mampur ke Desa Penglipuran ketika pulang dari Kintamani. Sebelumnya dalam sehari, kami telah mengunjungi : Goa Gajah, Tampak Siring Journey, Pemandian Tirta Empul, Kintamani View, jalan memutar ke Denpasar lewat Bangli. Mampirlah kami kesini, karena jika ambil ke Besakih tidak cukup waktunya, akan kemalaman di jalan.
Desa ini letaknya agak terpencil menurut kami, karena letaknya agak masuk dari jalan utama. Harga tiket masuknya 10ribu saja per motor dan parkir 2ribu. Kami berempat berjalan kaki dari parkiran, gak terlalu jauh memang.
Yang diutamakan disini adalah gaya bangunan dan pedesaan Bali yang masih asri. Rumah-rumah tersusun rapi berhadapan, juga puranya yang ada di ujung jalan. Tidak ada hewan peliharaan, tidak ada kendaraan masuk, hanya rumah-rumah penduduk.
Tapi jangan dikira disini tidak ada yang jualan makanan, ada banyak warung-warung yang menjual dagangannya di dalam pagar rumahnya. Tidak seperti kebanyakan warung yang biasa memajang aneka dagangannya terlihat dari jalanan. Harganya pun terbilang murah, ada aneka serabi, kue pukis, minuman cemceman, aneka snack, buah-buahan ataupun makanan berat lainnya.
Agak jauh ke dalam, ada hutan bambu. Mungkin ini menarik bagi yang suka foto-foto atau mungkin bule, tapi bagi kami tidak sama sekali.
Tidak sampai lama disana, kamipun pulang kembali ke Denpasar.
Desa Penglipuran - Bali |
Desa ini letaknya agak terpencil menurut kami, karena letaknya agak masuk dari jalan utama. Harga tiket masuknya 10ribu saja per motor dan parkir 2ribu. Kami berempat berjalan kaki dari parkiran, gak terlalu jauh memang.
Yang diutamakan disini adalah gaya bangunan dan pedesaan Bali yang masih asri. Rumah-rumah tersusun rapi berhadapan, juga puranya yang ada di ujung jalan. Tidak ada hewan peliharaan, tidak ada kendaraan masuk, hanya rumah-rumah penduduk.
Tanaman Terung asli |
Tapi jangan dikira disini tidak ada yang jualan makanan, ada banyak warung-warung yang menjual dagangannya di dalam pagar rumahnya. Tidak seperti kebanyakan warung yang biasa memajang aneka dagangannya terlihat dari jalanan. Harganya pun terbilang murah, ada aneka serabi, kue pukis, minuman cemceman, aneka snack, buah-buahan ataupun makanan berat lainnya.
Agak jauh ke dalam, ada hutan bambu. Mungkin ini menarik bagi yang suka foto-foto atau mungkin bule, tapi bagi kami tidak sama sekali.
Tidak sampai lama disana, kamipun pulang kembali ke Denpasar.